Sunday, 7 October 2012

Graduation "Thanks to" Part 2: IF Zero Nine Classmates

I couldn't have enjoyed my undergraduate days if it was not for the existence of my IF Zero Nine classmates.

My thanks to..

To My Classmates, IF '09 STTI alias IF Zero Nine

Thank you to each and everyone of IF Zero Nine members. Dari ketua Ricky hingga si anak mas Ardi, each and everyone of you who have added smiles to my days. Thank you for accompanying me, for bringing me laughter and happiness, for creating troubles and problems for me to solve, and most importantly for filling up my days with colourful memories for me to reminisce from time to time.

Di sini, ada sesuatu yang ingin saya akui. Waktu awal masuk, karena saya daftarnya sendiri alias tanpa teman, saya melangkah memasuki ruangan kelas dengan pemikiran 'saya ke sini untuk belajar dan bukan untuk berteman'. Jadi, waktu itu saya sudah menghipnotis diri sendiri, bahwa untuk seterusnya, I'm going solo.

Tetapi, selesai pertemuan pertama, saya sudah dapat memprediksi kehidupan saya untuk semester-semester ke depan. Saat itu, saya menyadari bahwa kelas ini ceweknya nggak banyak, anggota kelas ini ribut dan banyak komentar, banyak yang suka merokok, meskipun rata-rata ramah. Untuk selanjutnya, semuanya pasti akan kacau.

Saya masih dapat mengingat dengan jelas, pada awal masuk saja sudah 'diganggu' Ricky, yang ujung-ujungnya menjadi ketua kelas. Jujur, sampai sekarang juga saya bingung mengapa dia yang dipilih.
Lalu, selain saya, hanya dua mahasiswi dalam kelas, yang duduk di belakang saya, Merlin dan Elli.
Dan dua orang super tinggi yang dengan penuh rasa nggak tahu diri duduk di barisan paling depan, menghalang pandangan saya, Kelvin dan Agus.
Kemudian, orang pertama yang mengajak kenalan dengan saya, lokasi kenalannya tepat di depan tangga menuju lantai satu, anak kesayangan keluarga IF Zero Nine, Ardiyansyah. Maaf, Di, harus saya akui juga, waktu itu, saya kurang ingat nama Ardi.. Peace, yah...

Dan seiring dengan berjalannya waktu, segalanya berubah. Aneh sekali. Saya juga nggak tahu awal mulanya dari mana dan sejak kapan. Pokoknya, suatu hari, tiba-tiba, saya terbiasa dengan keributan ini, bahkan otak saya juga menjadi encer dalam hal melontarkan komentar-komentar yang bisa membuat orang lain pusing, meskipun saya nggak melakukannya di dalam kelas. Saya mulai terbiasa dengan cara kalian meramaikan suasana, terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan nggak nyambung yang kalian lontarkan pada dosen, terbiasa dengan kehadiran kalian yang entah sejak kapan saya beri label 'teman'. Tiba-tiba saja, I'm not going solo anymore.

Banyak sekali kenangan yang kalian berikan kepada saya. Karena kalianlah, saya tidak menyesal menyelesaikan studi di STTI. Saya belajar banyak dari dosen, tetapi, saya belajar lebih banyak dari kalian. Bagaimana membuat dosen pusing, bagaimana bersifat ramah pada orang yang baru dikenal, bagaimana memberikan perasaan nyaman bagi orang yang berdiri di depan kelas, dan banyak lagi. Saya sendiri terasa perubahan dalam sifat dan pemikiran saya. Asal kalian tahu saja, kalian turut berkontribusi membentuk diri saya yang sekarang.

Terima kasih, sudah mewarnai tiga tahun dari kehidupan saya ini. Tiga tahun yang tadinya sudah saya cap akan merupakan gambar hitam putih, menjadi lukisan berwarna-warni yang begitu indah karena kehadiran kalian, terutama Diki dan Agus, yang bersama saya dikenal tiga sekawan dalam kelas. Yang lain jangan cemburu, ya.

Diki, yang dikenal sebagai geng saya dalam kelas. Terima kasih atas dukungannya selama ini, terima kasih selalu percaya pada kemampuan saya. Dik, jangan pusing hal-hal kecil lagi ya, kan banyak yang udah Diki lewati. Kalau masih mau curhat-curhat, lewat FB atau Whatsapp aja, aku pasti baca kok. Stay happy, my friend.

Agus, geng saya no.2 dalam kelas. Si jangkung yang sering menyerah duluan sebelum mulai dalam hal belajar, ujian, dan membuat tugas. Si tangan beruntung yang selalu mendapat urutan yang baik kalau disuruh undi untuk urutan presentasi. Please bro, believe in yourself.

Kelvin, satu-satunya orang yang bisa saya ajak ngomong tentang K-Pop dalam kelas. Orang tertinggi dalam kelas yang selalu menjawab dengan 'ga mau' tiap kali disuruh maju, dan alasannya selalu 'malas' tiap kali ditanya mengapa. Kelvin, be more diligent.

Ardi, adik kesayangan dalam kelas meskipun bukan bungsu. Anak mas yang selalu membuat suasana ringan. Kalau tiba-tiba memanggil saya, pasti tentang f(x), terutama Amber, meskipun dirinya bukan fans mereka. Si pemilik otak encer yang banyak komentar menggemaskan. "Kenalan dong, nama saya Ardi," katanya selesai hari pertama kuliah, setelah mencegat saya di depan tangga. Stay cheerful, bebek.

Amat, bang Jajang, Merlin, Elli, bang Herman, bang Ricky, bang Ade, Sudi, Guruh, dan anggota IF Zero Nine lainnya, yang juga ikut memenuhi hari-hari saya dengan kejadian-kejadian yang tidak terlupakan. Bagi yang namanya nggak disebut, jangan tersinggung, ya. Yang penting kalian mengaku kalian adalah bagian dari IF Zero Nine, maka masuklah kalian ke dalam daftar saya ini.

Postingan ini saya dedikasikan khusus untuk IF Zero Nine, setiap orang yang termasuk di dalamnya. Thank you all so much for colouring my life. I won't forget you.

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! Feel free to comment. :)