Thursday, 11 July 2013

Sebuah Harapan

Angin semilir mengembus wajahku, menyisir rambutku yang berantakan. Aku duduk di atas tikar cokelat muda yang terbentang di atas lantai gazebo dari kayu yang tampak kokoh. Di hadapanku, lautan membentang luas. Airnya biru. Suara dari ombaknya begitu menenangkan. Ombak-ombak kecil ini menyapu pasir putih di pantai yang melengkung hingga ke ujung sana. Pohon-pohon kelapa berbaris rapi sepanjang pantai, tinggi, seolah-olah berusaha menggapai langit.

Aku mengangkat pandanganku, melihat imutnya awan-awan putih berbagai bentuk yang terus berusaha menghalangi cahaya mentari. Langit biru yang cerah bertemu dengan birunya laut di ujung sana. Tampak bayang-bayang gunung di kejauhan, di tengah-tengah sebuah pulau di seberang lautan.

Kedua ujung bibirku terangkat dengan sendirinya. Perasaan senang bercampur tenang seperti ini hampir tidak pernah kurasakan. Aku menutup mata, menikmati suara ombak yang memecah di pantai, suara daun yang bergerak-gerak dalam tiupan angin. Aku berusaha memutar ulang pemandangan tadi dalam benakku. Indahnya laut yang menyatu dengan langit. Putihnya pasir yang dibelai ombak dengan lembut.

Suara gorden dibuka membuyarkan semua gambaran tadi. Perlahan aku membuka mataku, dan terdengar langkah kaki ibuku yang mendekati tempat tidur.

"Sudah bangun?" tanya beliau.

Aku terdiam sesaat sebelum mengulum senyum sambil menceritakan mimpiku tadi.

"Begitu?" ujarnya. Tangan lembutnya menggenggam tanganku. "Operasi nanti akan berhasil, dan yang dapat kamu lihat akan lebih indah dari itu."

Aku dapat merasakan dirinya mendekat, lalu sebuah ciuman mendarat di keningku. Setelah wajahnya menjauh, aku tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban. Benar. Setelah operasi nanti, aku akan bebas dari kegelapan ini. Mimpi tadi bukan hanya mimpi, tidak lama lagi, ia akan menjadi sebuah kenyataan. Aku yakin itu.

=============
#Ngabubuwrite Sebuah Harapan
By:  Lidya_yang

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! Feel free to comment. :)