Friday 14 September 2012

Invitation To Seoul


Hidup ini penuh dengan kejutan. Demikian katamu. Selama setengah tahun ini di Indonesia, hampir setiap kali kita bertemu, kau selalu mengucapkan kata-kata ini. Reaksiku hanya memaparkan sebuah senyuman miris, yang selalu mengundang decakan lidahmu. Tetapi aku tahu, kau tidak merasa kesal sama sekali. Kau menikmatinya, bukan? Interaksi di antara kita berdua. Kalau tidak, kau juga tidak akan terus bertanya “Kamu tidak mau ke Seoul?” dengan bahasa Indonesiamu yang sangat terbatas itu. Jujur saja, kau menyukai kehadiranku, kan?

Pada pertemuan pertama kami, kau memberiku perasaan seperti bertemu seorang teman lama. Dan hari-hariku diwarnai oleh kehadiranmu, meski bukan setiap saat. Senyumanmu yang memikat dan pembawaanmu yang santai selalu membuatku senantiasa menanti pertemuan kita selanjutnya. Kedekatan kita bahkan menjadi bahan ledekan teman-teman yang lain, termasuk teman-temanmu dari Korea Selatan yang mengikuti program pertukaran mahasiswa, sama sepertimu. Anehnya, kau tidak pernah mengambil berat gurau mereka, tidak sepertiku yang semakin canggung kalau mereka mulai mengejek.

Kau masih ingat saat itu? Saat aku tiba-tiba saja menjaga jarak di antara kita. Kau selalu berusaha mencari kesempatan untuk berbicara denganku, sedangkan aku hanya menghindar. Akhirnya, selama minggu-minggu terakhirmu di Indonesia, kita lalui tanpa ada interaksi apapun. Teman-teman yang lain mulai bertanya-tanya. Mereka bahkan mulai menerka yang bukan-bukan. Aku hanya tersenyum, sedangkan kau, seperti biasa, tidak mengambil berat kata-kata mereka. Pada saat itu, kesimpulanku hanya satu: kau tidak peduli.

Aku rasa kau tahu apa yang membuatku bersikap begitu. Aku menghindarimu setelah kejadian saat Young Ah merasa pusing karena terlalu letih dan kau dengan refleks menggandengnya dan memaksanya untuk bersandar di bahumu, meski Young Ah terus menolak. Mengapa pada saat itu hanya kita bertiga yang berada di sana? Apakah kau tahu bagaimana perasaanku melihat semua ini?

Aku hanya bisa mematung melihat pemandangan bak adegan film itu. Rongga dadaku terasa sesak, wajahku mulai memanas, dan air mataku hampir saja tidak mampu kutampung. Kecemasanmu terhadap Young Ah tertulis jelas di wajahmu. Kau sangat mengasihinya, kesimpulan yang kuambil pada saat itu. Karena inilah aku memutuskan untuk menjaga jarak, aku tidak mau melukai diri sendiri.

Nah, pesawatku sudah mendarat di bandara Incheon. Akhirnya aku mendaftarkan diri pada program pertukaran mahasiswa ke Seoul pada detik-detik terakhir, yang sebelumnya aku tolak mentah-mentah dan mengundang tatapan tidak percaya dari semua orang, termasuk kau. Itulah mengapa aku tidak pergi ke bandara untuk mengucapkan selamat tinggal pada kalian. Aku tahu kau pasti sangat kecewa saat mengetahui aku tidak ada dalam rombongan yang mengantar kalian ke bandara.

Perlahan, aku melangkah keluar dari pesawat. Kubaca lagi tulisan pada secarik kertas dalam genggamanku. Kertas yang diberikanmu pada pesta perpisahan yang kami adakan untuk kalian, kertas yang hampir saja kubuang. Mungkin, kau benar-benar dapat membaca pikiranku. Atau apakah aku yang tidak dapat merahasiakan apapun darimu?
This is an invitation. Please come to Seoul. I'll wait.
P.S. Don't listen to the others. There's nothing between Young Ah and I, I swear. She's my younger sister. This is the truth. I'll tell you more, when you arrive in Seoul. So please, come.
Demikian tulisan di atasnya. Kau tidak dapat membayangkan betapa terkejutnya diriku saat membacanya. Dan yang paling penting, kau berusaha menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Apakah kau khawatir aku salah paham? Ini berarti bagimu, aku penting, kan?

Didorong rasa penasaran, dan juga rasa ingin bertemu, aku ke sini juga. Aku tersenyum-senyum sendiri setiap membayangkan wajahmu saat melihat kehadiranku nanti. Dengan langkah yang mulai menengang, aku mengikuti orang-orang di depanku masuk ke dalam bandara, dengan kepala yang mengayun pelan mengikuti irama dari lagu yang sedang kudengar.

S.E.O.U.L. Call it with me, the beautiful world that makes my dreams come true
The place where joy overflows wherever I go~ I love you~
S.E.O.U.L. Shout it with me, the happiness that can laugh
Anywhere~~ We make a world where everything becomes one

Benar apa katamu, hidup ini penuh dengan kejutan. Dan aku telah memenuhi permintaanmu untuk pergi ke Seoul. Siap-siap saja dengan kejutan yang kupersiapkan untukmu ya, Im Jae Woon.

=============
Songfic by : Lidya Yang (@Lidya_yang)
Inspired by: Seoul Song By Super Junior & SNSD
Post #5 of #30HariLagukuBercerita 

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! Feel free to comment. :)