Sunday 23 September 2012

We'll Meet Again


Hai, lama sekali tidak berjumpa denganmu. Sudah berapa tahun sejak kita berpisah? Tujuh? Atau delapan? Waktu berputar demikian cepat, melesat lewat begitu saja. Dan orang yang selalu membuatmu khawatir waktu itu, yang selalu berusaha membuatmu tersenyum itu sekarang sudah sukses. Apakah kamu ikut bangga atas prestasiku ini?

Ujung-ujungnya, aku mewariskan usaha keluarga juga, dan lebih cepat dari yang kukira. Hal ini bahkan tidak pernah kubayangkan. Murid yang lebih memilih untuk dihukum daripada mengerjakan tugas. Murid yang dengan senang hati keluar dari kelas jika diusir oleh guru. Murid seperti ini sudah lulus dari universitas ternama dan sekarang menjadi pengusaha papan atas yang jarang sekali pulang ke kampung halamannya ini. Apakah kau masih ingat saat aku menceritakan semua kekesalanku dan ketidakinginanku untuk melanjutkan usaha keluarga? Aku masih ingat, kau hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala.

Kau tahu? Aku sering memikirkanmu setelah kita berpisah. Hubungan kita saat itu, aku rasa, dapat dikatakan berpacaran? Meski tidak ada dari kita berdua yang mengakuinya, tetapi perasaanku tidak salah, kan? Kalau tidak, mengapa kau bersedia memberikan morning call setiap hari hanya karena takut aku akan terlambat ke sekolah? Memperhatikan apakah waktu istirahatku cukup? Selalu mengingatkanku tugas-tugas yang harus kukerjakan?

When we were young we did not realise our youth
When we loved we did not realise our love for each other
But now returning to the past
Back then we were that young, and loved that way

Masa-masa muda yang indah, bukan? Saat itu, kau bahagia, kan?

Kau masih ingat saat malam perpisahan? Aku memintamu untuk menghadiri acara itu bersamaku, di hadapan teman-teman yang lain. Kau langsung mengangguk, dengan senyuman lebar di wajahmu. Yang lainnya sudah terbiasa, bagi mereka, kita hanya sahabat karib yang melawan pendapat umum bahwa tidak ada cowok dan cewek yang dapat menjadi teman baik. Tetapi, sebenarnya, dalam hati, kau benar-benar menerima ajakanku dengan senang hati. Betul, kan?

Most of the memories have gone with the tear-filled river of time
Slowly flowing away
But now returning to the past
The youth and love of the past was so precious

Saat kau, bersama yang lain, mengantarku ke bandara, kata-kata terakhir yang kukatakan padamu, apakah kau masih ingat? Bahwa aku masih menunggu jawabanmu. Iya, sudah berkali-kali aku menyatakan perasaanku. Dan setiap kali, kau menolakku. Tetapi, karena aku yang tidak putus asa itulah yang membuat hari-hari itu demikian indah, bukan?

Saat itu aku berpikir, kau pasti akan menerimaku jika aku berhasil meraih sesuatu yang dapat kaubanggakan. Karena aku yang muda bukanlah seseorang yang mempunyai prestasi apapun, itulah alasan kau menolakku. Alasan yang kupikir, yang kutebak sendiri dalam hatiku. Penyesalanku yang paling besar adalah tidak menanyakan mengapa, mengapa kau menolakku. Sebab aku kira, saat kita bertemu lagi, kau pasti akan dengan senang melihat perubahan yang terjadi pada diriku.


Seperti yang kau katakan, kita bertemu lagi, setelah aku berjuang bertahun-tahun. Aku di sini dan kau di hadapanku dengan senyumanmu itu. Tetapi, sayangnya, senyuman manis itu hanyalah sebuah foto di batu nisan tempat kau beristirahat untuk selamanya.

Selama hari-hari itu, penyakit ini telah membuatmu menderita, bukan? Kau selalu bertahan, kau begitu tegar. Kau telah berusaha sebaik mungkin untuk berdiri di hadapan kita dengan senyuman hangatmu. Hingga akhirnya, kau pergi dari dunia ini. Mengapa kau tidak bercerita sama sekali?

Hei, kau tahu? Kata-katamu di bandara masih terngiang di telingaku, setelah sekian lama. Dan aku rasa, kata-kata itu akan terus melekat di hatiku. Sampai jumpa di pertemuan kita selanjutnya.

Thank you for everything. Someday, we’ll meet again.
Someday, we will meet again
Even though we don’t know where we will go
Someday, we will meet again
With already separated identities…


=============
Songfic by : Lidya Yang (@Lidya_yang)
Inspired by: Someday By Super Junior
Post #8 of #30HariLagukuBercerita

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! Feel free to comment. :)